Jakarta - Besok Indonesia akan alami fenomena Equ1nox. Seperti apa fenomena ini serta apa efeknya untuk manusia?
Deputi Bagian Meteorologi Tubuh Meteorologi, Klimatologi serta Geofisika (BMKG), Dr. Yunus S Swarinoto menerangkan, Equinox yaitu satu diantara fenomena astronomi waktu matahari melewati garis khatulistiwa.
Fenomena ini dengan cara periodik berjalan 2 kali dalam satu tahun, yaitu pada tanggal 21 Maret serta 23 September, " kata Yunus dalam keterangannya, Minggu (20/3/2016).
Waktu fenomena ini berjalan, durasi siang serta malam di semua sisi bumi nyaris relatif sama, termasuk juga lokasi yang ada di subtropis dibagian utara ataupun selatan.
" Kehadiran fenomena itu tidak selamanya menyebabkan penambahan suhu udara dengan cara drastis, dimana kita kenali rata-rata suhu optimal di lokasi Indonesia dapat meraih 32-36 derajat celcius, " terang Yunus.
Memanglah ada penambahan suhu udara waktu berlangsung fenomena Equinox. Tetapi tidak akan hingga meraih 40 derajat celcius seperti isu hoax yang mengedar.
" Equinox bukanlah adalah fenomena seperti Heat Wave yang berlangsung di Afrika serta Timur Tengah yang bisa menyebabkan penambahan suhu udara dengan cara besar serta bertahan lama, " imbuh Yunus.
Baca juga : (Gosip Fenomena Equinox Buat Suhu Jadi 40 Derajat Celcius di Indonesia)
" BMKG mengimbau orang-orang untuk tidak perlu mencemaskan efek dari Equinox seperti dijelaskan dalam gosip berkembang, " sambungnya.
Pada umumnya, lanjut Yunus, keadaan cuaca di banyak wilayah Indonesia condong kering. Sebagian tempat seperti Sumatera sisi utara mulai masuk musim kemarau. Jadi sebaiknya orang-orang tetaplah menghadapi keadaan cuaca yang cukup panas dengan tingkatkan ketahanan badan serta tetaplah melindungi kesehatan keluarga dan lingkungan.
(hri/hri)
Sumber: Detik.com
Jakarta - Besok Indonesia akan alami fenomena Equ1nox. Seperti apa fenomena ini serta apa efeknya untuk manusia?
Deputi Bagian Meteorologi Tubuh Meteorologi, Klimatologi serta Geofisika (BMKG), Dr. Yunus S Swarinoto menerangkan, Equinox yaitu satu diantara fenomena astronomi waktu matahari melewati garis khatulistiwa.
Fenomena ini dengan cara periodik berjalan 2 kali dalam satu tahun, yaitu pada tanggal 21 Maret serta 23 September, " kata Yunus dalam keterangannya, Minggu (20/3/2016).
Waktu fenomena ini berjalan, durasi siang serta malam di semua sisi bumi nyaris relatif sama, termasuk juga lokasi yang ada di subtropis dibagian utara ataupun selatan.
" Kehadiran fenomena itu tidak selamanya menyebabkan penambahan suhu udara dengan cara drastis, dimana kita kenali rata-rata suhu optimal di lokasi Indonesia dapat meraih 32-36 derajat celcius, " terang Yunus.
Memanglah ada penambahan suhu udara waktu berlangsung fenomena Equinox. Tetapi tidak akan hingga meraih 40 derajat celcius seperti isu hoax yang mengedar.
" Equinox bukanlah adalah fenomena seperti Heat Wave yang berlangsung di Afrika serta Timur Tengah yang bisa menyebabkan penambahan suhu udara dengan cara besar serta bertahan lama, " imbuh Yunus.
Baca juga : (Gosip Fenomena Equinox Buat Suhu Jadi 40 Derajat Celcius di Indonesia)
" BMKG mengimbau orang-orang untuk tidak perlu mencemaskan efek dari Equinox seperti dijelaskan dalam gosip berkembang, " sambungnya.
Pada umumnya, lanjut Yunus, keadaan cuaca di banyak wilayah Indonesia condong kering. Sebagian tempat seperti Sumatera sisi utara mulai masuk musim kemarau. Jadi sebaiknya orang-orang tetaplah menghadapi keadaan cuaca yang cukup panas dengan tingkatkan ketahanan badan serta tetaplah melindungi kesehatan keluarga dan lingkungan.
(hri/hri)
Sumber: Detik.com
0 Komentar